REJANGLEBONG, ASPIRASITERKINI.COM – Petisi yang dibuat dan ditandatangi oleh puluhan guru SMKN 2 Rejang Lebong yang meminta Kepsek mundur nampaknya menjadi sorotan dari berbagai pihak.
Terbaru, petisi yang menyebabkan kegaduhan di Kabupaten Rejang Lebong itu disoroti langsung oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rejang Lebong.
Ketua Komisi I DPRD Rejang Lebong Hidayatullah mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan perihal petisi tersebut sejak beberapa waktu lalu, namun hal tersebut semakin mencuat baru-baru ini.
Sebagai alumni SMKN 2 Rejang Lebong, Hidayatullah yang akrab disapa Dayek ini turut prihatin dengan kondisi yang tengah terjadi di SMKN 2 Rejang Lebong.
Bahkan dengan polemik yang terjadi ini, menurutnya kinerja dan kepemimpinan Kepsek yang bersangkutan patut dipertanyakan.
Apalagi kata Dayek, baru-baru ini dirinya sudah melihat secara langsung kondisi sekolahnya itu yang nampaknya kurang terurus dan mengalami kemerosotan.
“Saya turut prihatin dengan polemik yang terjadi saat ini, kalau itu memang benar adanya, kasihan para siswanya. Apalagi permasalahan yang timbul ini sudah menyebar kemana-mana,” ujar Dayek.
Mengenai polemik yang sedang terjadi ini kata Dayek, dia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Dinas Pendidikan bisa segera turun tangan dan menindaklanjuti laporan yang sudah diterimanya sejak beberapa bulan lalu.
Karena menurut Dayek, sejumlah permasalahan yang muncul baik dari internal sekolah maupun para siswa ini tentu bukan hanya di tahun ini saja, tapi sudah berlarut-larut dan harus segera di evaluasi.
“Jika persoalan antar guru di SMKN 2 Rejang Lebong ini dibiarkan berlarut-larut, maka proses belajar mengajar akan terganggu dan tidak berjalan maksimal. Saya juga sudah menyampaikan hal ini ke Sekda Provinsi Bengkulu. Karena jika persoalan ini dibiarkan, akan berdampak pada kualitas pendidikan yang ada,” tutur Dayek.
Dayek juga menyebut, dahulu lingkungan sekolah tertata rapi dan memiliki jumlah siswa yang besar, namun kini jumlah peserta didik hanya sekitar 200 orang, turun drastis dari sebelumnya yang mencapai 700 orang.
“Tentu hal ini bisa menunjukkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Kondisi lingkungan pun tidak terurus, bahkan dipenuhi semak belukar,” ungkapnya.
Selain itu tambah Dayek, dia juga menyoroti terkait pengelola usaha fotokopi yang merasa dirugikan oleh pihak SMKN 2 Rejang Lebong, padahal menurutnya pembayaran operasional bisa ditanggung dengan dana BOS yang ada.
Sementara faktanya, sekolah yang bersangkutan memiliki banyak utang oleh fotokopi yang ada tersebut.
“Belum lama ini ada pemilik fotokopi yang mengeluhkan utang SMKN 2 Rejang Lebong yang tak kunjung dibayar meski dana BOS telah cair kepada saya. Karena itu menurut saya, persoalan penggunaan Dana BOS di sekolah yang bersangkutan perlu diaudit ulang. Kami pun siap mengawal persoalan ini, baik sebagai anggota dewan maupun sebagai alumni,” tutupnya. (JP)












































