ASPIRASITERKINI.COM – Lionel Messi mungkin berada di level yang nyaris tak terjangkau oleh pesepak bola lain—dengan segudang gelar seperti Piala Dunia, Copa America, Liga Champions, serta puluhan bahkan ratusan gol dan assist, reputasinya sudah membumbung tinggi. Namun, beberapa talenta muda justru sempat “diberi label Messi berikutnya.” Sayangnya, ekspektasi tersebut sering berakhir dengan kenyataan yang jauh berbeda.
Berikut tujuh nama yang pernah disandingkan dengan Messi, dan bagaimana nasib mereka sesungguhnya:
1. Ashley Young

Ketika performanya meledak di Aston Villa, Martin O’Neill sampai menempatkannya sejajar dengan Messi—komentar yang terdengar bombastis. Young memang meraih karier solid, tampil hampir 500 kali di Premier League, dan memenangkan gelar di Inggris serta Italia. Namun, level itu tetap tak terlampaui oleh legenda Argentina tersebut.
2. Bojan Krkic

Dijuluki “The Next Messi” saat muncul dari akademi Barcelona, Bojan menghadapi beban label yang menurutnya justru merusak. Dalam wawancaranya, ia menyatakan bahwa membanding-bandingkan talenta muda dengan legendaris membuat mereka kehilangan identitas aslinya.
3. Gerard Deulofeu

Sempat pula diunggulkan sebagai bintang masa depan Barca, bahkan disejajarkan dengan Messi. Namun tekanan dari label itu justru menghambat konsistensinya. Ia lalu berkembang lebih stabil saat bermain di Inggris bersama Everton dan Watford—namun tetap jauh dari catatan sang maestro.
4. Marcus Edwards

Dikenal sejak usia dini dari akademi Tottenham, petenis Mauricio Pochettino sempat menyatakan gaya bermain Edwards mirip dengan Messi. Namun ekspektasi besar itu terbukti sebagai beban. Ia lalu menemukan kenyamanan dan prestasi lebih baik di Portugal, sebelum membantu promosi Burnley—meski panggilan timnas Inggris masih belum datang.
5. Timo Werner

Julukan “Messi Jerman” sempat disematkan oleh Berti Vogts pada 2017, mengacu pada kecepatan dan naluri golnya. Namun, ekspektasi itu terlalu ambisius—timnya RB Leipzig bahkan gagal melaju dari fase grup Liga Champions. Sejauh ini, Werner tidak meyakinkan dalam level yang konsisten tinggi.
6. Facundo Buonanotte

Carlos Tevez sempat menyebut akselerasinya mirip Messi ketika masih mengarsiteki Rosario Central. Namun, Buonanotte menegaskan bahwa pujian itu lebih sebagai apresiasi potensi, bukan tolok ukur langsung terhadap bakat sejati. Ia menganggap Messi sebagai idolanya dan tidak ingin dinilai lewat perbandingan yang tak adil.
7. Kendry Paez

Mantan striker Ekuador, Carlos Tenorio, bahkan berpendapat bahwa Paez punya bakat untuk melampaui Messi dan Neymar—meski usianya baru sekitar 18 tahun dan saat ini sedang dipinjamkan ke Strasbourg. Namun Pep Guardiola menyarankan agar semua pihak memberi ruang bagi Paez berkembang secara alami, tanpa membebani dia dengan label-legenda.
Masing-masing pemain memiliki kisah unik. Label “Messi selanjutnya” mungkin mencerminkan kepercayaan publik atau media, tapi kerap menjadi standar yang terlalu tinggi bagi talenta muda. Perjalanan karier setiap pemain berbeda—terkadang berkembang dengan cara yang lebih sehat tanpa perbandingan. Ini jadi pelajaran berharga: setiap individu memiliki potensi dan jalur sendiri yang seharusnya diapresiasi tanpa tekanan.
Update berita olahraga ter-update hanya di https://www.strategibola.com












































